Bola Mata Ibu, Menghantarkanku ke Bangku Kuliah

Buluh yang terkulai, tak akan dipatahkan. Sumbu yang pudar nyalanya tak kan dipadamkan. Itu adalah istilah yang tepat dan selalu dipercaya teguh oleh Jenda Litna Barus. Semangat yang terus ada sekalipun kondisi yang tidak memungkinkan untuk menggapai mimpi. Lulusan Politeknik Caltex Riau (PCR) untuk program studi Sistem Informasi ini merupakan salah satu lulusan terbaik yang memiliki banyak prestasi. Lahir di Lubuk Pakam, 2 Mei 1995 dan merupakan putri tunggal dari pasangan Bapak Mukin Barus dan Ibu Ingan Malem Br Tarigan. Tahun 2001, pernah mengecam pendidikan dasar di Dayun, Kab Siak hingga tahun 2007. Kemudian menyelesaikan pendidikan menengah pertama di Siak Sri Indrapura tahun 2010, dan menamatkan pendidikan menengah atas tahun 2013 di SMAN 2 Pinggir, Kab. Bengkalis.

 

Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, tahun 2013 Ia diberikan kesempatan mengikuti Kompetisi Cerdas Cermat Chevron (KC3). Kompetisi ini diadakan oleh PT. Chevron Pacific Indonesia dengan melibatkan Politeknik Caltex Riau (PCR) sebagai juri pada kegiatan tersebut. Tak pernah terpikirkan, melalui kegiatan ini Ia pun mengenal PCR dan memiliki ketertarikan untuk kuliah di PCR. Memiliki niat untuk berkuliah saja sepertinya tidak cukup, sebab Ia mengerti betul kondisi ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan untuk mencicipi bangku kuliah. Terlebih kondisi pada saat yang sama, Mamak (Ibu) yang sedang sakit dan ujian nasional yang pada saat itu juga sudah di depan mata. Bermodalkan usaha dan doa, Ia pun memberanikan diri untuk melengkapi seluruh persyaratan yang dibutuhkan dalam proses beasiswa di PCR. Gayung bersambut, pada Februari 2013 yaitu sebelum menghadapi ujian nasional SMA Ia dinyatakan lulus seleksi beasiswa Bidikmisi dan Yayasan Politeknik Chevron Riau (YPCR) setelah melalui berbagai tahapan seleksi. Beasiswa Bidikmisi dan YPCR ini merupakan beasiswa yang diberikan oleh pemerintah dan yayasan PCR kepada mahasiswa yang memiliki kemampuan akademik/prestasi namun kurang mendukung secara finansial.

Tidak berhenti sampai disitu, setelah dinyatakan lulus sebagai penerima beasiswa penuh dari PCR, Ia juga masih bergumul dengan kondisi kesehatan Ibu nya yang semakin parah. Juli 2013, Ibu nya dinyatakan positif menderita Hipertiroidisme (Kelenjar Tiroid) yang mengakibatkan adanya penumpukan lemak di bagian mata sebelah kanan. Dengan kondisi demikian, Ia harus menghadapi 2 pilihan yang sulit, yaitu merelakan mata kanan sang Ibu untuk dioperasi dan mengalami kebutaan, atau tetap mempertahankan mata kanan dengan resiko mata kiri yang akan terkena penyakit yang sama. Bagi seorang remaja, dan tidak adanya tempat untuk berkeluh kesah pada saat itu selain kepada sang Bapak, kondisi tersebut memaksanya untuk lebih menguatkan diri dan mandiri. Bahkan Ia sempat mengurungkan niat untuk melanjutkan perkuliahan dikarenakan kondisi kesehatan Ibu. Sebagai putri tunggal, Ia mengerti betul untuk bertanggung jawab mengurus orang tua yang sedang sakit  dan baginya pada saat itu, untuk melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah sudah jauh dari angan nya. Dengan segala keterbatasan dan bantuan biaya dari keluarga dan kerabat, akhirnya pilihan operasi pengangkatan mata Ibu sebelah kanan dilakukan di Medan. Melihat perjuangan sang Ibu, Ia pun kembali semangat dan bertekad untuk menjadi seorang yang sukses dan kelak membahagiakan kedua orang tua. Kini Ibu hanya dapat melihat dengan bantuan bola mata palsu dan seumur hidup harus melakukan serangkaian pengobatan rutin untuk merawat bola mata palsu tersebut. Namun hal itu tidak membuatnya patah semangat dan menjadi motivasi tersendiri baginya.

Pada masa proses pemulihan paskah operasi, Agustus 2013 Ia kembali ke desa dan mempersiapkan diri untuk memulai perkuliahan di PCR. Dengan hati yang masih dirundung sedih, Ia harus meninggalkan orang tua yang tinggal di Desa Pinggir, Kec. Pinggir Kab. Bengkalis. Hidup dengan jarak berjauhan dengan orang tua, membuatnya harus menjadi anak yang mandiri dan tinggal sebagai anak kos-an. Sekalipun mendapat besiswa penuh selama perkuliahan, Ia juga membutuhkan biaya untuk kebutuhan sehari – hari. Dengan uang saku Rp. 500.000/bulan dan uang kos Rp. 400.000/bulan mengharuskannya memutar otak untuk menggunakan uang tersebut dengan tepat. Bapak yang bekerja sebagai seorang pekerja di kebun sawit milik orang lain, dengan penghasilan yang tidak menentu setiap harinya, manjadi alarm tersendiri baginya untuk bijak menggunakan uang yang ada. Sekalipun seorang anak tunggal, namun Ia sadar betul porsi sebagai putri tunggal baginya berbeda dengan orang - orang kebanyakan, dimana seluruh kebutuhan yang selalu ada setiap saat diinginkan. Baginya, mengenal kata usahakan, doa, dan tunggu adalah proses yang harus Ia lalui dan syukuri. Hingga akhirnya membentuknya menjadi pribadi yang dewasa dan mandiri.

Menjalani perkuliahan tak semudah yang dipikirkan. Namun baginya, ada sebuah motivasi yang besar ketika rasa pesimis dan lelah datang. Pengorbanan dari seorang Ibu dan Bapak. Mengingat usaha bapak untuk menafkahi seluruh kebutuhan hidup keluarga dengan harus bekerja tak kenal lelah di kebun milik orang lain, dan kondisi Ibu yang selalu bertarung dengan penyakit dapat menyadarkan dan mengobarkan tekad nya untuk mencapai keberhasilan.

Ritme perkuliahan di PCR, setiap hari Senin sampai Jumat yang dimulai pukul 07.00 pagi hingga pukul 16.00 WIB melatihnya untuk terbiasa menghabiskan waktu di kampus. Ia juga aktif mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan dan mengisi kemampuan diri menjadi lebih baik. Dikenal sebagai seorang yang periang dan suka bergaul, Ia juga dikenal pribadi yang tekun. Jangan Takut, percaya saja! Apa yang sudah dimulai, wajib diselesaikan adalah prinsip hidup yang Ia pegang teguh. Begitu halnya dengan perkuliahan, Ia juga bertekad untuk menyelesaikan apa yang sudah Ia mulai.

Di awal perkuliahan, Ia langsung aktif dalam beberapa Unit Kegiatan Kemahasiswaan  (UKM) yaitu Pengurus Harian Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK PCR) periode 2014 – 2015, kemudian aktif dalam Paduan Suara PCR periode 2014 – 2016, Pengurus Harian Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi PCR (HIMASISTIFO) periode 2015 dan beberapa kegiatan kepanitiaan lainnya. 

Tahun 2015, di tahun kedua sebagai mahasiswa Ia diberikan kesempatan untuk ambil bagian dalam pertukaran mahasiswa (Student Exchange) Temasekk Foundation Speciallist’s Community Action and Leadership Exchange (TF-SCALE) di Singapura dan Malang, Jawa Timur. Program ini merupakan  kerjasama PCR dengan Republic Polytechnic yang ada di Singapura dalam hal ilmu pengetahuan dan memperkenalkan budaya masing – masing negara melalui program pertukaran mahasiswa. Kesempatan ini merupakan hal yang sangat membanggakan baginya, pasalnya tidak semua mahasiswa diberikan kesempatan untuk mewakili kampus dalam program pertukaran mahasiswa ini.

Sepulang dari Singapura, tahun 2016 Ia melanjutkan perkuliahan dan melaksanakan Program Kerja Praktek selama 4 bulan di Koperasi Karyawan Minyak Caltex (KKMC). Kerja Praktek ini merupakan serangkaian kurikulum yang wajib dilakukan oleh mahasiswa PCR. Dengan adanya Kerja Praktek ini mahasiswa dapat langsung belajar di dunia kerja dan menerapkan skill yang diperoleh di perkuliahan. Senada dengan ilmu yang diperolehnya di Program Studi Sistem Informasi, pada kegiatan Kerja Praktek ini Ia juga membangun suatu sistem untuk KKMC yang diberinya judul Rancang Bangun Sistem Cuti Karyawan pada Koperasi Karyawan Minyak Caltex (Level Admin dan Karyawan). Sistem ini juga Ia tuangkan dalam laporan Kerja Praktek dan menghantarkannya lulus seminar Kerja Praktek dengan hasil yang memuaskan.

Setelah Kerja Praktek, Ia akhirnya sampai pada proses Proyek Akhir (PA). Menyandang status mahasiswa tingkat akhir tentunya membuatnya semakin sibuk dan menyita fokus nya untuk menyelesaikan langkah akhir perkuliahan. Identifikasi Learning Style pada Personalisasi E-Learning adalah judul PA yang akhirnya membawanya lulus dengan predikat Cum Leude IPK 3,81. Tak sampai disitu, menjelang hari wisuda pada 25 November 2017, Ia telah diterima bekerja di salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang IT di Jakarta. Ia berharap ini merupakan langkahnya untuk mewujudkan cita – citanya menjadi seorang Sistem Analyst.

Kini, Ia telah siap menapaki dunia alumni dan dunia kerja. Baginya, pencapaian dari kesempatan awal kuliah, mendapatkan beasiswa penuh, kesempatan meraih prestasi, dan pekerjaan baru adalah sebuah anugerah yang sangat disyukurinya.

“Kesempatan secara finansial bukan alasan untuk tidak kuliah. Akan selalu ada jalan buat orang yang sungguh – sungguh, mungkin tidak mudah tetapi percaya akan selalu ada akhir baik untuk orang yang berdoa dan berusaha. Saya percaya, ibarat buluh yang sekalipun terkulai, tidak akan patah dan seperti sumbu yang sekalipun nyalanya tidak terlalu terang, tidak akan padam begitu saja, semua akan ada hasil baik bagi yang yakin dan berusaha. Selesaikan saja apa yang sudah kita mulai”, ujarnya sambil tersenyum.

 

  • Berita
Bagikan ke teman