Prediksi Kelainan Arryhtmia pada Jantung, Tim IoT PCR Berhasil Raih Juara 2 Nasional

Pekanbaru (23/5) – Mahasiswa Politeknik Caltex Riau kembali meraih prestasi pada tingkat nasional. Prestasi kali ini diraih oleh Muhammad Iqbal, Anisa Azahra dan Zaidin Anwar dengan dosen pembimbing Putri Madona, S.S.T., M.T. Ketiga mahasiswa tersebut berhasil meraih juara 2 pada Technocorner UGM 2022 pada katergori IoT Development. Kompetisi ini dilakukan secara daring dan pemenang diumumkan pada 22 Mei 2022.

 

Technocorner merupakan acara tahunan berbasis teknologi yang diselenggarakan oleh KMTETI Universitas Gadjah Mada. Tahun ini, Technocorner kembali dengan tema “Transformation Technology for Nation Recovery” yang bertujuan memperkenalkan pesatnya transformasi teknologi saat masa pemulihan setelah pandemi di Indonesia.

Ketiga mahasiswa tersebut berasal dari Program Studi Sarjana Terapan (D4) Teknologi Rekayasa Sistem Elektronika dan D4 Teknik Informatika. Pada perlomban ini, mereka mengambil tema tentang elektromedis dengan judul penelitian Prediksi Kelainan Arryhtmia Berbasis Web dan Aplikasi Mobile.

Iqbal selaku ketua tim IoT PCR mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi yang dicapai pada kompetisi ini bersama timnya.

“Alhamdulillah, kami berhasil membawa nama harum Politeknik Caltex Riau khususnya program studi D4 Teknologi Rekayasa Sistem Elektronika dan Teknik Informatika. Capaian ini dapat kita raih atas kerja keras dan dukungan dari pembimbing serta pihak kampus,” ungkapnya.

Iqbal juga menjelaskan bahwa latar belakang dari penelitian yang diikutkan perlombaan ini yakni ingin membuat alat prediksi kelainan jantung Arrythmia yang portable dan user friendly sehingga bisa digunakan secara mandiri oleh pengguna tanpa harus didampingi petugas medis.

“Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian nomor satu secara global, salah satunya dikarenakan Arrythmia. Arryhtmia adalah gangguan yang terjadi pada irama jantung yang terlalu cepat, terlalu lambat atau tidak teratur. Kelainan ini biasanya dideteksi oleh dokter ahli dengan melakukan perekaman sinyal jantung menggunakan alat Electrocardiograph (EKG),” ujarnya.

Disamping itu, pada pelayanan kesehatan tingkat dasar seperti Puskesmas maupun Klinik-klinik kesehatan mayoritas tidak memiliki alat EKG untuk melakukan rekam sinyal jantung sehingga dokter seringkali tidak bisa mendeteksi sejak awal kelainan arryhtmia ini.

 

“Oleh karena itu, tim kami merancang bangun Alat prediksi kelainan Arryhtmia berbasis Web dan aplikasi mobile. Pada alat ini diintegrasikan sistem klasifikasi dari sinyal jantung menggunakan klasifikasi Naïve Bayes. Klasifikasi ini akan memberikan hasil prediksi apakah sinyal jantung yang direkam Normal atau Arryhtmia, Sinyal asli dari sinyal jantung yang direkam termasuk durasi PQRSTnya serta hasil prediksi akan ditampilkan baik di Web maupun aplikasi mobile. Dengan demikian Riwayat data rekaman jantung pasien akan disimpan pada database cloud dan dapat diakses dimanapun dan kapanpun baik oleh pengguna maupun dokter untuk bisa dijadikan referensi bagi diagnosa dan tindakan lanjutan,” jelasnya

Alat Prediksi Kelainan Arryhtmia berbasis Web dan Aplikasi Mobile ini dibuat menggunakan beberapa perangkat diantaranya Raspberry Pi, ADS1115 dan Modul AD8232 yang berguna untuk mengukur aktivitas listrik jantung dan elektroda yang akan letakkan di dada pengguna.

“Cara kerja alat ini, kita meletakkan 3 Elektroda ke dada pasien. Kemudian alatnya kita nyalakan. Raspberry Pi dan Modul AD8232 akan bekerja untuk mengukur aktivitas jantung dan mengirimkan data raw nya melalui ADS1115. Data tersebut akan masuk ke database dan akan diolah menggunakan Naïve Bayes untuk memprediksi apakah sinyal jantung Normal atau Arryhtmia. Kemudian, hasil prediksi akan dimunculkan pada Web dan Aplikasi Mobile,” ungkapnya.

Sementara itu, Putri Madona selaku pembimbing dan juga menjabat sebagai Ketua Program Studi D4 Teknologi Rekayasa Sistem Elektronika mengungkapkan selamat atas capaian yang diraih oleh Tim IoT PCR pada perlombaan ini.

“Selamat untuk Tim IoT atas capaian prestasinya. Semoga kedepannya lebih banyak lagi mahasiswa PCR khususnya di prodi ini meraih prestasi yang baik dalam kegiatan akademik maupun non akademik. Saya juga berharap kedepannya para mahasiswa, dosen antar program studi dapat berkolaborasi untuk meningkatkan prestasi hingga ke kancah internasional” ucapny

Bagikan ke teman