Peneliti LIPI dan Mahasiswa PCR Tetap Berkarya ditengah Wabah Pandemi Covid-19

Bandung (23/4) - Mewabahnya pandemi virus Covid-19 di Kota Bandung tidak menghalangi mahasiswa Politeknik Caltex Riau dalam melaksanakan Kerja Praktik (KP). Sebanyak 14 mahasiswa PCR sedang melaksanakan KP di Lab Cogno Technology, Balai Pengembangan Instrumentasi (BPI) LIPI. 

 

Dalam melaksanakan KP, mahasiswa tersebut mengikuti anjuran dari Pemerintah untuk Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah serta berkomunikasi dalam jaringan (daring) dengan pembimbingnya. Dikutp dari Mediadelegasi.id Sebanyak 14 mahasiwa PCR melakukan presentasi progress report secara virtual dan dihadiri oleh pembimbing Arjon Turnip PhD, Dwi Esti Kusumandari ST MT, Muhammad Ilham Skom MKom dan Arta Ivonita Simbolon SSi, Selasa (21/4).

Menurut Arjon Turnip, masing-masing mahasiwa mempresentasikan progress report selama 10 menit dan ditanggapi langsung oleh para pembimbing.

“Dalam kegiatan ini, mahasiswa dibagi dalam tiga kelompak yaitu bidang Elektroensefalografi (EEG) untuk deteksi dini Narkoba, Kursi Roda Elektrik berbasis sinyal Otak dan Elektrokardiogram (EKG) untuk deteksi dini abnormalitas jantung berbasis Internet of Things (IoT).

Selama WFH mahasiswa ditugaskan untuk mempelajari dan mengembangkan beberapa algoritma machine learning seperti Fuzzy, Supprt Vektor Machine, Wavelet, ANFIS, dan lainnya untuk ekstraksi fitur dan klasifikasi.

Selain algoritma, mahasiswa juga diminta mengintegrasikan algoritma dengan beberapa sensor terhadap microcontroller.

“Diharapkan minggu depan setiap mahasiswa sudah berhasil membuat simulasi terhadap tugas yang diberikan. Sebagai catatan, sebelumnya lab Cogno Technology BPI LIPI telah berhasil mengembangkan beberapa teknologi kesehatan bekerjasama dengan Rumahsakit Hasan Sadikin Bandung, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran,dan berbagai perguruan tinggi di Indonesia termasuk PCR,” paparnya.

Dijelaskan, teknologi yang sudah dibangun lengkap dengan patennya antara lain: Kursi roda elektrik berbasis sinyal otak, deteksi dini narkoba berbasis sinyal otak, dan deteksi dini abnormalitas jantung berbasis IoT. “Kegiatan kali ini adalah bagian dari penyempurnaan instrumen tersebut,” tutup Arjon.

  • Berita
Bagikan ke teman