Mahasiswa PCR Teliti Kandungan Limbah Sawit untuk Bahan Dasar Pembuatan Baterai

Pekanbaru (21/8) – Semakin berkembangnya kebun sawit di Provinsi Riau membuat mahasiswa Politeknik Caltex Riau untuk meneliti tugas akhir tentang kandungan sawit untuk dijadikan bahan dasar pembuatan baterai. Bahan dasar pembuatan baterai ini dinamakan Graphene Oxide.

 

Tugas akhir tersebut berjudul Studi Analitis Limbah Sawit Menjadi Graphene Oxide yang dibuat Mahasiswa tersebut adalah Andini Chairani Putri yang merupakan mahasiswa dari program studi Teknik Mesin dengan pembimbing Dianita Wardani, S.Si., M.T.

“Terdapat tiga limbah sawit yakni cangkang, daun dan pelepah yang saya teliti untuk dianalisis yang bisa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan baterai,” Ujar Andini

Andini mengatakan bahwa proses penelitian ini memerlukan dua tahapan untuk menjadikan graphene oxide

“Tahapan pertama pembuatan graphite oksida dimana masing-masing dari ketiga limbah tersebut dibakar, dihaluskan dan diayak. Kemudian dicampur beberapa bahan kimia antara lain adalah asam sulfat, kalium permanganat, natrium sulfat, asam klorida, hidrogen peroksida dan air murni. Setelah itu, masing-masing limbah tersebut diendapkan dan dikeringkan pada suhu 150 celcius, 200 celcius dan 250 celcius,” kata andini

Tahapan kedua yakni proses graphe oxide dimana hasil endapan pada tahapan pertama dilarutkan dengan air murni, kemudian diendapkan selama satu jam dan ditambah larutan asam klorida dan serbuk zinc kemudian dikeringkan pada suhu yang sama seperti tahapan pertama.

Andini menambahkan bawa pada pada penelitian ini menggunakan empat jenis pengujian untuk analisis kandungan graphene oxide yang didapatkan dari limbah sawit.

“pengujian pertama yakni X-Ray Diffraction untuk mengetahui sifat kristalin, kemudian dilakukan Scanning Electron Microscope untuk mengetahui morfologi permukaan, selanjutnya dilakukan pengujian Fourier Transformation Infrared untuk mengetahui komposisi setiap kandungan dari tiap sampel dan terakhir dilakukan Cyclic Voltammetri untuk mengetahui besar kandungan listrik pada graphine oxide yang didapatkan dari limbah sawit” ungkapnya

Dari hasil pengujian didapatkan nilai 47,76 Wh yang menunjukkan bahwa limbah dari sawit (pelepah dan cangkang) dapat diaplikasikan untuk material penyusun lithium baterai. Untuk kedepannya akan dilakukan pengujian untuk penerapan material tersebut.

Sementara itu, Dianita Wardani selaku pembimbing mengatakan bahwa penelitian tentang pemanfaatan limbah sawit untuk bahan dasar pembuatan baterai baru pertama kali diteliti oleh mahasiswa dan dosen di Politeknik Caltex Riau.

“Ini baru pertama kali kita teliti di PCR, dari hasil penelitian pertama ini kedepannya kita lanjutkan untuk proses pembuatan baterai dengan material dari limbah sawit,” pungkasnya

  • Berita
Bagikan ke teman