Menjawab Tantangan di Usia Lima Belas

Kini dia terus bertumbuh besar, berkembang pesat hingga usianya masuk lima belas tahun. Berdiri tegak dengan motto ‘Empowers You to Global Competition’, dia hadir dengan semangat memajukan bangsa, mendidik para penerus yang siap bersaing di dunia global. Tak banyak kata, tapi kini dia dikenal dengan Politeknik Swasta Terbaik nomor 1 di Indonesia berdasarkan SK No 492.1/M/Kp/VIII/2015 dari Kementrian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi RI

 

,  

Politeknik Caltex Riau atau yang biasa disingkat dengan PCR adalah institusi yang dikenal dengan Kampus ramah lingkungan, bebas asap rokok, dan tertib lalu lintas. Prinsip ini dipegang teguh oleh PCR sejak awal berdiri. Diprakarsai oleh PT Caltex Pacific Indonesia (PT CPI) kala itu dan Pemerintah Provinsi Riau, PCR resmi beroperasi pada tanggal 31 Agustus 2001.

Berangkat dari kepedulian terhadap dunia pendidikan guna menjawab kebutuhan sumber daya manusia profesional, PCR hadir sebagai yang berkomitmen mendukung peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan masyarakat setempat. Berdiri di lahan seluas 15 hektar yang disediakan Pemerintah Provinsi Riau, PT. CPI melaksanakan pembangunan fisik, mengurus izin pendirian dan mengelola kampus PCR hingga akhirnya PCR mampu mandiri pada 1 Januari 2007.

Di tahun 2016 ini, aset-aset Politeknik Caltex Riau (PCR) yang merupakan barang milik negara eks Kontraktor Kontrak Kerja Sama PT CPI secara resmi dihibahkan kepada Yayasan Politeknik Chevron Riau (YPCR). Penyerahan aset dilakukan oleh Pusat Pengelolaan Barang Milik Negara (PPBMN) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam sebuah acara yang dihelat di Gedung Serbaguna PCR pada hari Kamis (25/08) lalu. Penandatanganan Berita Acara Hibah dilakukan oleh Kepala PPBMN Zainal Arifin dan Ketua Umum Pengurus YPCR Robinar Djajadisastra. 

Aset-aset yang dihibahkan berupa lima unit gedung, sejumlah peralatan dan komputer dengan harga perolehan sekitar Rp 50 miliar. Kelima unit gedung tersebut adalah kampus utama, masjid, rumah tamu, pusat kegiatan mahasiswa (student center) dan tempat praktik (workshop). Aset-aset tersebut selama ini dikelola oleh YPCR, sebuah yayasan bersifat independen dan non-profit yang dibentuk untuk menyelenggarakan perguruan tinggi PCR.

 

Perkembangan PCR dari Masa Ke Masa

Saat awal dimulainya aktivitas operasional PCR diukir dengan bergabungnya 170 mahasiswa yang tergabung dalam tiga program studi Diploma III, yakni Teknik Elektronika, Teknik Telekomunikasi dan Teknik Komputer. Seiring perkembangan minat calon mahasiswa yang terus tumbuh dan berkembang, pada tahun 2003, PCR kemudian menelurkan dua program studi lainnya, yakni Teknik Mekatronika dan Akuntansi. Dua tahun berselang, pada tahun 2006, PCR kembali membuka program studi baru jenjang Diploma IV atau Sarjana Terapan. Program studi tersebut adalah Teknik Elektronika Telekomunikasi, Sistem Informasi dan Teknik Informatika.

Pada ulang tahun ke-15 ini, PCR secara resmi membuka dua program studi baru lagi, yakni Program Sarjana Terapan Teknik Listrik dan Teknik Mesin. Genaplah kini, PCR memiliki 10 program studi dengan 5 program studi DIII dan 5 program studi DIV. Keberhasilan PCR di usi 15 tahun ini juga dibuktikan dengan pemberian predikat Baik untuk penilaian akreditasi institusi. Serta pemberian akreditasi Amat Baik untuk proses re-akreditasi Program Studi Teknik Elektronika Telekomunikasi. Dan program studi Teknik Elektronika Telekomunikasi PCR merupakan satu-satunya program studi Teknik Elektronika di luar Pulau Jawa yang mendapatk akreditasi A. Pencapaian ini merupakan hasil kerjasama seluruh civitas academica PCR yang senantiasa menjaga komitmen guna memajukan PCR.

Kini alumni PCR yang berjumlah 2247 orang telah tersebar di seluruh bidang pekerjaan. Mereka telah mengisi posisi-posisi professional tidak hanya di dunia perminyakan, namun juga manufaktur, perbankan, telekomunikasi serta pemerintahan. Bahkan tidak sedikit juga yang mulai tumbuh menjadi pengusaha-pengusaha yang justru menciptakan lapangan pekerjaan.

 

Bagus Tak Selalu Mahal

Komitmen PCR untuk memberikan pemerataan pendidikan dibuktikan dengan pemberian beasiswa Yayasan Politeknik Chevron Riau (YPCR) kepada calon mahasiswa sejak 2010. Hingga kini para penerima beasiswa YPCR sudah berjumlah ratusan orang. Selain itu, sejak tahun 2012 telah dipercaya menyalurkan beasiswa bidikmisi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Riset dan Teknologi (Ditjen Dikti Kemeristekdikti).

Bukan hanya YPCR dan Bidikmisi, sejak tahun 2014 Pemerintah Provinsi Riau juga mempercayakan sekitar 200 lebih kuota beasiswa untuk mahasiswa PCR. Bahkan Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan Hilir juga memberikan 27 kuota beasiswa untuk calon mahasiswa yang berasal daerahnya. Kemudahan ini ditambah lagi dengan adanya beasiswa dari Ikatan Keluarga Alumni PCR (IKAPCR) dan beasiswa bagi para mahasiswa berprestasi dari Ditjen Dikti. Pada saat ini tercatat sekitar 30% mahasiswa PCR adalah penerima beasiswa. Bantuan biaya tersebut tidak hanya terdiri dari biaya pendidikan tetapi juga mencakup uang saku bagi para penerima beasiswa bidikmisi.

 

Konsistensi Berbuah Prestasi

Melalui dukungan infrastruktur, tenaga pengajar, kurikulum dan lingkungan belajar, para mahasiswa/i PCR berhasil mengukir beragam prestasi akademik dan non-akademik. Tercatat pada tahun 2016 ini, tim robot PCR berhasil meraih penghargaan robot inovasi terbaik di Kontes Robot Indonesia di Regional 1. Kemenangan ini membawa tim PCR untuk ikut serta di KRI tingkat nasional.

Bukan hanya tim robot, tim debat bahasa inggris PCR baru-baru ini juga usai berlaga di tingkat nasional dan membawa nama PCR hingga ke semi final National University Debate Championship (NUDC). Dan di tingkat nasional juga, tahun 2015 lalu, PCR berhasil menjadi Juara Pertama untuk kategori Animasi pada Gemastik 2015 yang diadakan di UGM. Yang sangat membanggakan adalah: PCR menjadi juara dengan peserta kampus-kampus ternama Nasional.

Bukan hanya berjaya di bidang perlombaan, tapi penghargaan juga datang untuk mahasiswa PCR yang mana diberikan kesempatan untuk mengikuti program pertukaran pelajar ke Politeknik Republik Singapura. Program yang diberi nama TF Scale Program merupakan kegiatan yang disponsori oleh Temasek Foundation. Program yang bertujuan untuk membangun jaringan pemuda antar bangsa dan menumbuhkembangkan sikap kepemimpinan ini mengikutsertakan PCR sebagai wakil yang dipilih dari Indonesia. Lima dari mahasiswa PCR sejak tahun 2014 mengikuti program pertukaran belajar ke Politeknik Republik Singapura selama hampir satu bulan. Hal ini membuktikan bahwa PCR bisa setara dengan Politeknik Republik Singapura dengan memiliki kesamaan kualitas.

Dalam hal tata kelola perguruan tinggi, PCR beberapa kali menjadi salah satu tempat rujukan bagi pemerintah daerah atau industri yang berkeinginan untuk mendirikan politeknik. Pada tahun 2011 dan 2012, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melalui Satuan Pelaksana Pembinaan dan Pengembangan Politeknik (SP4) memberikan kepercayaan kepada PCR sebagai tempat rujukan dan praktik baik bagi 15 politeknik daerah binaan Dikti dalam bidang tata kelola aset dan keuangan. Hal ini dikarenakan laporan keuangan PCR secara berturut-turut sejak 2011 meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari kantor akuntan publik.

 

Selamat Ulang Tahun PCR, Jayalah Selalu...

We're PCR, You Are Next!

  • Berita
Bagikan ke teman