Kemajuan Teknologi Untuk Mempertahankan Tradisi Bangsa Dalam Khasanah Kemerdekaan
Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2017, genap berusia 72 tahun. Beragam capaian telah ditorehkan anak bangsa sebagai bentuk kontribusi dalam menjaga, mengisi dan membangun bangsa yang besar ini. Bangsa Indonesia juga telah mengalami dan melalui beragam tantangan dan krisis yang tidak saja mengancam keberadaan bangsa ini tetapi juga berpotensi menghapus Indonesia dalam peta dunia.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati yang harus dipegang oleh setiap elemen bangsa ini. Kemerdekaan yang diraih haruslah diisi dengan kemajuan dan kontribusi positif oleh setiap warga bangsa. Menurut Sensus BPS Tahun 2010, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar yang terbentuk dari 1340 suku, tersebar dari Sabang sampai Merauke. Keragaman budaya tentunya menjadi nilai lebih dan aset sangat besar bagi bangsa Indonesia. Tetapi keragaman juga bisa menjadi ancaman bagi keutuhan NKRI jikalau setiap elemen bangsa tidak mempererat rasa kebangsaan dan kebersamaan untuk keutuhan kita sebagai bangsa besar.
Perkembangan teknologi yang menglobal, membuat informasi semakin mudah diakses dan banyak budaya semakin berkompetisi untuk menanamkan pengaruhnya terhadap budaya lain. Perang budaya tentunya akan membuahkan hasil adanya budaya yang mendominasi dan budaya yang tersingkir. Hal ini tentunya tidak kita inginkan terjadi di Indonesia. Budaya beragam yang dimiliki oleh bangsa Indonesia haruslah tetap lestari sepanjang masa, bagaimanapun caranya. Generasi muda Indonesia adalah generasi muda yang sangat terpapar dengan teknologi informasi. Kemudahan akses teknologi, internet, pengguna ponsel yang sangat aktif dan aktif dimedia sosial. Budaya non Indonesia pun terpapar nyata terhadap generasi muda Indonesia. Sisi positif nya adalah generasi muda Indonesia, bisa mudah mengadopsi, beradaptasi dengan kemajuan teknologi tetapi disisi lain terkadang berdampak jauh dengan kealpaan mereka terhadap pengetahuan budaya - budaya asli Indonesia itu sendiri.
Pendidikan mengambil peran sebagai salah satu penjaga inovasi, dalam hal berbangsa, sebagai penjaga agar kemajuan tidak menggerus identitas bangsa. Inovasi, adopsi dan pengembangan terus digerakkan oleh civitas academica perguruan tinggi. Perguruan Tinggi berbasis kepada pendidikan praktikal menjadi perhatian besar dalam mendorong anak bangsa untuk menjadi terdepan, baik secara adopsi maupun inovasi.
Politeknik adalah pendidikan tinggi berbasis vokasi,dimana pendidikan secara praktik memperoleh porsi yang besar. Kemajuan teknologi jualah yang membuat Jurusan Komputer di Politeknik Caltex Riau (PCR) selalu memberikan kreatifitas terbaik kepada bangsa Indonesia, khusus provinsi Riau. Sebagai Jurusan yang menaungi tiga program studi seperti Teknik Informatika, Sistem Informasi dan Teknik Komputer, selalu berusaha berkontribusi dalam mempertahankan tradisi bangsa.
Salah satu budaya Indonesia yang harus kita jaga kelestariannya adalah lagu dan permainan tradisional. Setiap suku bangsa di NKRI memiliki lagu dan permainan tradisionalnya sendiri dan itu adalah keunikan berharga yang dimiliki bangsa ini. Lagu Tradisional diperdendangkan dan dimainkan oleh suku bangsa untuk beragam tujuan. Persaingan budaya juga membuat ada budaya tradisional yang mendominasi dibanding yang lain, hal yang tidak bisa kita pungkiri.
Teknologi Virtual Reality untuk permainan, Speech Recognition pada sistem operasi Android untuk pendeteksian lagu tradisional telah dikembangkan di Jurusan Komputer PCR. Teknologi Virtual Reality dikembangkan oleh mahasiswa program studi Teknik Informatika untuk menampakkan simulasi permainan pencarian dan pengenalan binatang-binatang yang disesuaikan dengan beragam kondisi habitat. Teknologi ini dikembangkan diatas mesin sistem operasi Google Android dan merupakan bentuk terkini dari teknologi virtual reality yang berkembang dan secara public telah menjadi trend diseluruh dunia.
Teknologi simulasi virtual ini memberikan harapan bagus bagi pembelajaran masa depan budaya bangsa Indonesia, dimana tidak semua warga negara bisa langsung merasakan berada di beragam tempat- tempat di Nusantara yang luas ini. Lagu Tradisional pun menjadi topik penelitian yang menarik civitas academica Jurusan Komputer PCR. Penggunaan teknologi Speech Recognition (Pengenalan Suara) menjadi jembatan teknologi bagi masyarakat awam dalam hal mengenal dan menikmati beragam lagu tradisional yang dideteksi melalui perangkat lunak (software) yang dikembangkan. Informasi diberikan oleh perangkat lunak ini kepada pengguna menjadi pengalaman belajar tersendiri bagi pengguna akhir. Berbekal komputasi terhadap data training cerdas yang ditanamkan dalam perangkat lunak aplikasi ini, membuat paparan teknologi yang maju terhadap budaya tradisional menjadi semakin lekat dan tentunya sesuai dengan pola pergaulan generasi muda saat ini. Selain itu teknologi seperti animasi, aplikasi mobile dan surveilance seperti eye tracking dan IPCamera juga dikembangkan oleh civitas academica Jurusan Komputer PCR untuk beragam keperluan masyarakat. Kemerdekaan dalam berInovasi melalui kemajuan teknologi bagi masyarakat sembari mempertahankan tradisi bangsa adalah bagian yang sangat melekat dalam meresapi arti MERDEKA yang diproklamasikan oleh Pendiri Bangsa kita Ir.Soekarno dan Mohammad Hatta pada 17 Agustus 1945.
Ditulis oleh Ananda, S.Kom, M.T. ( Ketua Jurusan Komputer, Ketua Program Studi Teknik Informatika, Politeknik Caltex Riau)
- oleh administrator
- Berita