Yayasan Politeknik Chevron Riau Selenggarakan Serah Terima Pengurus dan Pengawas

Pekanbaru (7/2/2018) – Yayasan Politeknik Chevron Riau (YPCR) sebagai badan penyelenggara pendidikan Politeknik Caltex Riau (PCR), menyelenggarakan acara serah terima pengurus dan pengawas masa bakti 2018-2022 dengan ketua yayasan yang baru adalah Drs. Azhar, M.M dan Lamsana Sirait, S.E, M.M sebagai ketua pengawas. Sebelumnya, pada masa bakti 2012-2017, YPCR diketuai oleh Robinar Djajadisastra, S.H.,LLM, dengan Hazairin Bocak, SE.Ak, CIA sebagai ketua pengawas. Acara yang dilangsungkan di Ruang Auditorium Kampus PCR ini, disaksikan oleh Ir. Albert B.M Simanjutak, MBA, selaku Ketua Dewan Pembina YPCR sekaligus Presiden Direktur PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI), manajemen PT. CPI, pimpinan dan civitas akademika PCR, serta para undangan khususnya dari penyelenggara dan institusi pendidikan.

 

Yayasan Politeknik Chevron Riau (YPCR) dibentuk pada tahun 2000 sebagai legal intity untuk pendirian dan penyelenggaraan institusi pendidikan PCR pada tahun 2001. Sebagaimana diketahui, pendirian PCR diprakarsai oleh PT. Caltex Pacific Indonesia (PT. CPI) dan Pemerintah Provinsi Riau dalam rangka menyiapkan dan meningkatkan sumber daya manusia yang handal untuk memenuhi kebutuhan industri yang pesat di Provinsi Riau dan sekitarnya. Berdirinya PCR ditengah-tengah masyarakat, merupakan wujud nyata sumbangsih yang monumental bagi masyarakat Riau dan Indonesia. Hingga saat ini, sebagai institusi, PCR telah mandiri dan menorehkan banyak prestasi dari berbagai bidang. Sebagai institusi pendidikan tinggi, PCR tidak hanya berhasil menjalankan fungsi – fungsi tridharma perguruan tinggi. Tetapi lebih daripada itu, PCR juga telah mampu mengembangkan budaya dan lingkungan yang baik bagi civitas akademikanya disertai dengan nilai-nilai kejujuran, kehormatan, kecerdasan dan keunggulan.

Dibawah naungan YPCR, pada tahun pertama beroperasi, PCR membuka 3 (tiga) program studi yaitu D3 Teknik Komputer, D3 Teknik Elektronika, dan D3 Teknik Telekomunikasi. Bergabungnya 175 mahasiswa pada tahun 2001, menjadi awal mula PCR berkiprah di dunia pendidikan. Hingga tahun 2018 ini, PCR telah memiliki 10 (sepuluh) program studi, diantaranya 8 (delapan) program studi telah terakreditasi BAN-PT, dan 2 (dua) program studi yang resmi dibuka pada tahun 2016 lalu.  3 (Tiga) program studi PCR telah berhasil meraih predikat akreditasi tertinggi A, sementara secara institusi, PCR juga telah meraih Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) dengan predikat B.

Sebagai badan hukum penyelenggara pendidikan PCR, Yayasan Politeknik Chevron Riau (YPCR) telah menjalankan tugas dan fungsinya sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku, khususnya berkaitan dengan undang-undang pendidikan dan yayasan. Menurut Ketua Pengurus YPCR periode 2012-2017, Robinar Djajadisastra, S.H.,LLM, PCR telah dikelola dengan sangat baik, akuntabel, transparan, dan berkelanjutan. Sejak awal berdirinya, YPCR telah mempersiapkan PCR sebagai institusi pendidikan yang professional dan mandiri. Hal ini bisa dilihat bahwa sejak awal tahun 2007, PCR sudah mandiri secara finansial. Selanjutnya mulai tahun 2012, PCR juga sudah mandiri penuh secara manajerial. Sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi, setiap tahun, laporan keuangan YPCR diaudit/diperiksa oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dan dilaporkan secara terbuka kepada masyarakat. Sepanjang kegiatan audit oleh KAP ini, laporan keuangan YPCR selalu mendapatkan hasil dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Sementara itu, Ketua Pengurus YPCR yang baru, Drs. Azhar, MM mengatakan bahwa di usia 17 tahun penyelenggaraan PCR tahun 2018 ini, YPCR tetap akan meneruskan program-program baik yang telah dilaksanakan kepengurusan periode sebelumnya. “Penambahan dan perbaikan program akan dilakukan tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan PCR ke depan. YPCR akan senantiasa mendukung setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh PCR untuk mewujudkan visi nya sebagai politeknik yang unggul dan mampu bersaing dalam bidang teknologi dan bisnis terapan pada tingkat nasional maupun ASEAN tahun 2031”, tambah Azhar.

  • Berita
Bagikan ke teman