Cerita Alumni : Mardan Sabily, Kegigihan Si Pecinta Robot

Semangat membantu meringankan beban orang tua membuatnya terus bertahan. Kepuasaan ketika melihat kedua orang tuanya duduk di bangku depan adalah satu kebanggaan. Berhasil karena usahanya sendiri adalah bagian dari cita-citanya. Yang pasti, menyerah bukanlah Mardan Sabily Hasibuan.

 

Dialah Mardan, alumni Program Studi Teknik Elektronika angkatan 2012. Lahir di Dumai 9 Maret 1995 membuatnya banyak menghabiskan masa sekolahnya di Kota Dumai. Setelah lulus dari SMAN 2 Dumai, ia memutuskan untuk mengikuti tes Ujian Masuk Politeknik Caltex Riau (PCR) dan mengambil jurusan Teknik Elektronika. Di PCR, kecintaannya akan dunia robotik dibangun, ia menjadi salah satu anggota tim robot yang sukses maju ke kancah nasional.

Kecintaannya akan dunia teknologi baginya adalah sesuatu yang melekat. Sebelum memutuskan berkecimpung di dunia robotik selama perkuliahan, Mardan terlebih dulu telah tampil sebagai finalis Olimpiade Sains Nasional tingkat Provinsi. Dan kecintaannya akan dunia mesin dan elektro membawanya ke PCR.

“Sebenarnya agak bingung juga ketika pertama kali memutuskan kuliah. Ayah yang sehari-hari berprofesi sebagai supir perusahaan swasta dan ibu rumah tangga membuat saya berpikir ulang. Tetapi semangat mereka yang mengatakan bahwa saya harus melanjutkan pendidikan menjadikan saya harus terus maju agar nantinya kedua adik saya juga punya semangat kuliah,” paparnya.

Keteguhan hati Mardan benar-benar diuji. Tekadnya untuk tidak merepotkan orang tua mulai dibuktikan. Keputusannya untuk bekerja sambil kuliah adalah tantangan baru baginya. Sehingga sejak semester 2 perkuliahan, Mardan membiayai keperluan kuliahnya sendiri.

“Awalnya saya jadi penjaga warnet di Pekanbaru. Berat juga, siang kuliah, malam jaga warnet. Sempat ngantuk tiap ingin kuliah pagi. Hasilnya belum juga cukup untuk membantu kehidupan. Alhamdulillah waktu itu saya jadi salah satu penerima beasiswa Bidik Misi jadi terbantu. Akhirnya saya coba menawarkan diri ke beberapa perusahaan untuk kerja part time, Alhamdulillah lolos di salah satu perusahaan,” jelasnya.

Untuk membantu ekonomi juga, Mardan sempat mengajukan diri untuk tinggal di PCR sebagai pengurus Masjid. Dengan begitu, kondisi ekonomi Mardan bisa sedikit terbantu untuk tidak perlu membayar uang kos. Dan komitmennya untuk menjaga akademik di antara kerjanya dibuktikan. Ia menjadi salah satu lulusan yang cumlaude di tahun 2015.

Buah kerja kerasnya sekarang membawanya lulus sebagai karyawan di salah satu perusahaan pengeboran minyak di Riau. Di samping itu, ia masih berusaha menyalurkan hobinya dengan membangun wadah edukasi robot di Pekanbaru yang diberi nama ‘Indoestri Robot’. Baginya, kesuksesan tanpa usaha sama dengan harapan yang sia-sia.

“Sebenarnya kesempatan itu terbuka lebar di luar sejak kita mahasiswa. Tinggal bagaimana kita berusaha menggapai kesempatan itu. Yang paling penting fokus dan jangan berpaku pada kepintaran akademis saja tetapi juga harus pintar memanfaatkan peluang. Dan di PCR saya banyak belajar,” pesannya.

  • Berita
Bagikan ke teman